Tatkala pintu-pintu rizki terbentang pada masa Abbasiyah, banyak manusia terfitnah dengan harta dan kekayaan. Mereka pun condong kepada permainan dan kemewahan serta menjauh dari amal shalih yang kelak akan memberikan manfaat pada akhirat mereka. Hal itu membuat para ulama, pemberi nasehat dan penyair untuk menyeru manusia agar beramal shalih dan bersikap zuhud di dunia ini.
Karena hal itu akan mengantarkan mereka pada jalan keselamatan dari adzab di hari akhir kelak. Dan diantara penyair yang terkanal dengan zuhud adalah Abu al ‘Atahiyah, yang mempunyai nama lengkap Ismail bin al Qasim bin Suwaid Abu Ishaq. Ia lahir pada tahun 130 H / 748 M dan meninggal di Baghdad pada tahun 211 H / 868 M. Dia mengajak manusia untuk memikirkan kematian dan beramal untuk akhirat dengan bait syairnya.
يا عجبا للناس لو فكروا # وحاسسبوا أنفسهم أبصرو
وعبروا الدنيا إلى غيرها # فإنما الدنيا لهم معبر
الخير مما ليس يخفى هو الـ # ـمعروف والشر هو المنكر
والموعد الموت وما بعده الحـ # ـشر فذاك الموعد الأكبر
لا فخر إلا فخر أهل التقى # غدا إذا ضمهم المحشر
ليعلمن الناس أن التقى # و البر كانا خير ما يذخر
عجبت للإنسان في فخره # وهو غدا في قبره يقبر
ما باله أوله نطفة # وجيفة آخره يفخر
أصبح لا يملك تقديم ما # يرجو وتحذير ما يحذر
وأصبح الأمر إلى غيره # في كل ما يقضى وما يقدر
Duhai, sungguh manusia sangat mengherankan!, seandainya mereka mau berfikir dan mengintrospeksi diri, mereka akan tahu (bahwa dunia adalah tempat singgah)
Dan mereka akan menyeberang dunia menuju tempat lain (akhirat), karena dunia tiada lain hanyalah jembatan!
Sesungguhnya kebaikan, yang tidak samar lagi, adalah semua hal yang diperintahkan Allah dan kejelekan adalah segala yang diingkari
Kematian adalah suatu kepastian dan setelahnya adalah dikumpulkannya manusia di padang mahsyar (untuk dihisab), dan itulah janji terbesar..
Tidak ada kebanggaan kecuali kebanggaan ahli taqwa, esok tatkala manusia dipertemukan satu sama lain di padang mahsyar
Agar manusia mengetahui bahwasannya ketaqwaan dan kebaikan adalah harta simpanan terbaik
Sungguh aku heran terhadap manusia yang sombong lagi congkak, sementara esok mereka akan dikubur dalam tanah
Apalah artinya kesombongan bagi sesuatu yang awalnya adalah setetes mani dan akhirnya adalah bangkai ?!
Dia tidaklah mampu menyegerakan hal yang ia senangi, tidak pula mengakhirkan urusan yang ia benci !!
Dan semua urusannya kembali pada Allah, segala hal yang telah ditetapkan dan ditakdirkan
(Sumber: al Adab min Silsilah Ta’lim al Lughoh al Arobiyah
el fityan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar