Selasa, 08 November 2011

Memakrifatkan Musnad dan Menakirahkannya

Musnad di makrifatkan karena beberapa tujuan, diantaranya adalah:
1. Untuk memberikan faedah kepada pendengar tentang suatu hukum terhadap perkara yang telah diketahui dengan perkara lain semisalnya di mana menggunakan salah satu cara memakrifatkan. Contoh:
a. هذا الجطيب = ini adalah seorang khatib.
b. ذاك نقيب الاشراف = itu adalah penyelidik orang-orang mulia.
2. Untuk memberikan faedah penentuan (qashar) musnad terhadap musnad ilaih secara hakiki. Contoh: سعد الزعيم adalah seorang pemimpin.
Contoh itu dikemukakan jika tak ada pemimpin selainnya. Atau secara dakwaan, karena melebihkan bagi kesempurnaan makna musnad pada musnad ilaih. Contoh: سعد الوطنى Saad adalah orang yang sempurna kebangsaannya.
Contoh itu ditafsiri dengan: الكامل الوطنية , artinya orang yang sempurna nilai kebangsaannya. Jadi, kalimat tersebut dikemukakan dalm dugaan bahwa nilai kebangsaan tidak ditemukan kecuali pada diri Saad, karena nilai kebangsaan orang selainnya tidak dianggap. Yang demikian itu apabila musnad dimakrifatkan dengan lam jinis.
Dan musnad di nakirahkan karena tidak ada penyebab untuk memakrifatkannya. Dan hal ini karena beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk menghendaki makna yang diketahui atau pengkhususan. Contoh:
a. أنت أمير = Engkau adalah seorang raja.
b. وهو وزير = Dan dia adalah menteri.
2. Untuk mengikuti musnad ilaih dalam nakirahnya. Contoh:
تلميذ واقف بالباب = Murid itu berdiri di pintu.
3. Untuk memberikan faedah kemuliaan. Contoh:
هدى للمتقين
"Kitab Al-Qur'an itu merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (Al-Baqarah:2)
4. Untuk menganggap hina. Contoh:
ما خالد رجلا يذكر = Tiadalah si Khalid itu lelaki yang disebut-sebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar