Senin, 07 November 2011

Pengertian Ma’ani

Kata ma’ani merupakan bentuk jamak dari ( معنى ). Secara leksikal kata tersebut berati maksud, arti atau makna. Para ahli ilmu Bayan mendefinisikannya sebagai pengungkapan melalui ucapan tentang sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga sebagai gambaran dari pikiran.
2. Sedangkan menurut istilah, ilmuma’ani adalah ilmu untuk mengetahui halihwal lafazh bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi:


علم المعاني هو الذى يعرف به أحوال اللفظ العربى التى بها يطابق مقتضى الحال.
علم المعاني هو أصول وقواعد يعرف بها أحوال الكلام العربي التي يكون بها مطابقا لمقتضى الحال.

Yang dimaksud dengan hal ihwal lafazh bahasa Arab adalah model-model susunan kalimat dalam bahasa Arab, seperti penggunaan taqdim atau ta’khir, penggunaan ma’rifah atau nakirah, disebut (dzikr) atau dibuang (hadzf), dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi dan kondisi adalah situasi dan kondisi mukhathab, seperti keadaan kosong dari informasi itu, atau ragu-ragu, atau malah mengingkari informasi tersebut. Ilmu ma’ani pertama kali dikembangkan oleh Abd al-Qahir al- Jurzani.

B. Objek kajian ilmu ma’ani Sebagaimana didefinisikan oleh para ulama balaghah bahwa ilmu ma’ani bertujuan membantu agar seseorang dapat berbicara sesuai dengan muqtadha al-hal. Agar seseorang dapat berbicara sesuai dengan muqtadha al-hal, maka ia harus mengetahui bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa Arab. Kapan seseorang harus mengungkapkan dalam bentuk taqdim, ta’khir, washl, fashl, dzikr, hadzf, dan bentuk-bentuk lainnya. Objek kajian ilmu ma’ani hampir sama dengan ilmu nahwu. Kaidah-kaidah yang berlaku dan digunakan dalam ilmu nahwu berlaku dan digunakan pula dalam ilmu ma’ani. Dalam ilmu nahwu dibahas masalah taqdim dan ta’khir, hadzf, dan dzikr. Hal-hal tersebut juga merupakan objek kajian dari ilmu ma’ani. Perbedaan antara keduanya terletak pada wilayahnya. Ilmu nahwu lebih bersifat mufrad (berdiri sendiri), tanpa terpengaruh oleh faktor lain seperti keadaan kalimat-kalimat di sekitarnya. Sedangkan ilmu ma’ani lebih bersifat tarkibi (tergantung kepada factor lain). Hasan Tamam menjelaskan bahwa tugas ahli nahwu hanya sebatas mengotak-ngatik kalimat dalam suatu jumlah, tidak sampai melangkah kepada jumlah yang lain. Kajian dalam ilmu ma’ani adalah keadaan kalimat dan bagian-bagiannya. Kajian yang membahas bagian-bagian berupa musnad-musnad ilaih dan fi’il muta’allaq. Sedangkan objek kajian dalam bentuk jumlah meliputi fashl, washl, ijaz, ithnab, dan musawah. Secara keseluruhan ilmu ma’ani mencakup delapan macam, yaitu:
 
( أحوال الإسناد الخبري ( 1
( أحوال المسند إليه ( 2
( أحوال المسند ( 3
( أحوال متعلقات الفعل ( 4
( القصر ( 5
( الإنشاء ( 6
( الفصل والوصل ( 7 dan
 ( الإيجاز والإطناب والمساواة ( 8

Kalimat dalam bahasa Arab disebut al-jumlah. Dalam kaca mata ilmu nahwu dan dari sisi tarkib (struktur), al-jumlah itu terdiri dari dua macam, yaitu jumlah ismiyah (kalimat nominal) dan jumlah fi’liyah (kalimat verbal). Dilihat dari segi fungsinya, al-jumlah itu banyak sekali ragamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar