Qus bin Sa’idah memiliki satu saudara, ia dan saudaranya menganut kepercayaan tauhid (beriman pada Allah). Ia dikenal dari namanya “iyadi” yakni dari qabilah Adnaaniyah.
Qus bin Sa'idah al-Iyyadi merupakan seorang orator ulung Arab Jahiliyyah dan menjadi idola dalam ke-balaghah-an orasinya, kata-katanya banyak mengandung hikmat dan nasihat-nasihat yang baik. Ia menyeru masyarakatnya untuk menghentikan penyembahan terhadap berhala, dan berusaha membimbing mereka untuk menyembah kepada Yang Maha Pencipta (al-Khaliq).
Qus bin Sa'idah al-Iyyadi merupakan seorang orator ulung Arab Jahiliyyah dan menjadi idola dalam ke-balaghah-an orasinya, kata-katanya banyak mengandung hikmat dan nasihat-nasihat yang baik. Ia menyeru masyarakatnya untuk menghentikan penyembahan terhadap berhala, dan berusaha membimbing mereka untuk menyembah kepada Yang Maha Pencipta (al-Khaliq).
Nabi Muhammad Saw pernah mendengar Qus berorasi di pasar Ukadz di atas unta yang berwarna kelabu. Beliau Saw begitu mengagumi keindahan kata-katanya dan mengagumi kelurusannya serta memujinya. Sebagian ahli sastra Arab menyatakan bahwa Qus bin Sa'idah al-Iyyadi adalah orator pertama yang berorasi di tempat yang tinggi, orator pertama yang mengatakan dalam orasinya kata-kata "amma ba'du" (kemudian dari itu/selanjutnya), dan orator pertama yang berorasi sambil bertelekan (memegang) pedang dan tongkat. Akan tetapi pada masa ini belum ada kata-kata pidato seperti sholawat dan salam. karena pada masa ini nabi Muhammad belum diutus menjadi seorang Rasul.
Masyarakat banyak yang datang kepadanya untuk meminta pengadilan dan penyelesaian terhadap sebuah permasalahan, dan ia pun mampu mengadili mereka dengan pemikiran yang jernih dan keutusan yang tepat.
Qus bin Sa'idah al-Iyyadi juga orang pertama yang mengatakan: "Pembuktian atas orang yang mendakwa dan sumpah atas orang yang mengingkari". Ia pernah menjadi duta (wakil) yang diutus kepada Kaisar Romawi. Pada suatu ketika Kaisar Romawi bertanya kepadanya:
"Akal apakah yang paling mulia?"
Qus menjawab: "Akal yang membuat seseorang dapat mengenal dirinya".
Kaisar bertanya: "Ilmu apakah yang paling utama?"
Qus menjawab: "Ilmu yang dapat membuat seseorang melindungi dirinya".
Kaisar bertanya: "Sifat apakah yang paling mulia dari seorang ksatria?"
Qus menjawab: "Yaitu sifat ksatria seseorang akan mampu mengendalikan air mukanya".
Kaisar bertanya: "Harta apakah yang paling mulia?"
Qus menjawab: "Harta yang dapat membuat seseorang dapat menyelesaikan hak-haknya"
Gaya bahasa
Kata-kata yang digunakan dalam berorasi begitu selektif, sehingga kesan yang ditimbulkan sangat kuat, jauh dari kesalahan, dan senda gurau. [4]Saja' (prosa bersajak), pharase-pharase pendek-pendek, selalu muncul secara spontan dalam setiap orasinya. Di antara pidatonya, adalah pidato yang disampaikannya di pasar Ukadz, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Shubhi al-A'sya (1: 212), seperti yang terdapat di bawah ini:
خُطْبَةُ قُسٍّ بْنِ سَاعَدَةَ الأَيَادِيِّ المتوفّى قبيل البعثة في سوق عكاظ
***
أَيُّهَا النَاسُ اسْمَعُوْا وَعُوْا مَنْ عَاشَ مَاتَ وَمَنْ مَاتَ فَاتَ وَكُلُّ مَا هُوَ آتٍ آتٍ لَيْلٌ دَاجٍ وَنَهَارٌ سَاجٍ وَسَمَاءُ ذَاتُ أَبْرَاجٍ وَنُجُوْمٌ تَزْهَرُ وَبِحَارٌ تَزْخَرُ وَجِبَالٌ مُرْسَاةٌ وَأَرْضٌ مُدْحَاةٌ وَأَنْهَارٌ مُجْرَاةٌ وَإِنَّ فيِ السَمَاءِ لَخِبَرًا وَإِنَّ فيِ الأَرْضِ لَعِبَرًا، مَا بَالُ النَاسِ يَذْهَبُوْنَ وَلاَيَرْجِعُوْنَ أَرَضُوْا فَأَقَامُوْا؟ أَمْ تُرِكُوْا فَنَامُوْا؟ يُقْسِمُ قُسٌّ بِاللهِ قَسَمًا لاَ إِثْمَ فِيْهِ إِنَّ لِلهِ دِيْنًا هُوَ أَرْضَى لَكُمْ وَأَفْضَلُ مِنْ دِيْنِكُمْ الذِيْ أَنْتُمْ عَلَيْهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ مِنَ الأَمْرِ مُنْكَرًا
"Wahai segenap manusia dengarlah dan sadarlah. Sesungguhnya orang yang hidup itu akan mati. Orang yang mati itu telah berlalu. Segala yang akan datang itu pasti datang. Malam yang gelap gulita, siang yang terang benderang, langit yang berhias bintang-bintang. Bintang gemintang yang berkerlap-kerlip, lautan yang bergelombang, gunung-gunung yang tinggi menjulang, bumi yang menghampar, dan sungai-sungai yang mengalir. Sesungguhnya di langit itu ada kabar berita, dan di bumi itu penuh dengan pengajaran. Bagaimanakah gerangan berita tentang orang-orang yang telah pergi dan tak kembali? Adakah gerangan karena mereka suka dan mereka menetap di sana? Qus bersumpah demi Allah, suatu sumpah yang tidak mengandung dosa: Sesungguhnya Allah memiliki agama yang lebih disukai-Nya buat kalian, dan lebih utama daripada agama yang kalian jalani. Sesungguhnya kalian benar-benar mendatangkan urusan yang mungkar (yang tidak disukai)".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar